Samin (53) menunjukkan uang yang dimakan rayap miliknya, Selasa (13/9/2022).
Samin, pria 53 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga sekolah di SD Negeri Lojiwetan, Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo tak bisa berkata-kata.
Hatinya sedih dan kalut melihat uang yang ia kumpulkan selama 2,5 tahun remuk dimakan rayap.
Selama ini ia dengan disiplin menabung tiap hari.
Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk mendaftar ibadah haji bersama istri dan anak.
Uang yang terkumpul pun jumlahnya sampai puluhan juta rupiah.
Apa mau dikata, ia kini cuma bisa pasrah.
Apalagi dari penjelasan Bank Indonesia (BI), tidak semua uang itu bisa ditukarkan kembali, merujuk pada peraturan yang ada.
Hanya sebagian uang yang bisa ditukarkan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo menjelaskan uang rusak bisa diganti dengan uang baru dengan surat tertentu.
"Uang tersebut adalah uang asli dan harus memiliki luasan minimal 2/3 bagian atau 68 persen dari ukuran penuh," kata Joko kepada TribunSolo.com, Selasa (13/9/2022).
Mengenai kasus dari Samin itu, Joko meminta agar yang bersangkutan menyusun terlebih dahulu potongan-potongan uang yang dimakan rayap tersebut.
Seperti diketahui, ada banyak potongan-potongan kecil uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
"Yang paling berat adalah menyusun potongan-potongan ini. Dan itu adalah langkah awal yang harus dilakukan," ujarnya.
Joko menjelaskan kerusakan uang yang masih dianggap layak ditukar harus memenuhi kriteria, yakni dua per tiga uang kertas tersebut dalam keadaan tidak rusak.
"Kerusakan maksimalnya 2/3 dari bagian uang itu. Jadi harus 2/3 supaya tidak ada double klaim," jelas Joko.
Joko mengungkapkan, untuk uang yang hilang dimakan rayap tidak bisa diganti.
"Yang bisa diganti adalah sisanya yang terbukti secara sah, syaratnya luasnya harus 2/3, kalau sudah 2/3 bisa diganti yang baru," ungkapnya.
Untuk kasus Samin, Joko merekomendasikan untuk uang yang tinggal kecil-kecil itu digunakan untuk menambal uang yang berlubang.
"Yang itu (sisa uang kecil) buat nambal uang berlubang yang masih bisa saja jadi tidak nyusun ulang, biar yang ukurannya itu bisa buat nambah tukeran," ungkapnya
Dia menambahkan, kepada masyarakat agar lebih baik menyimpan uang di bank.
Hal tersebut, bisa mengurangi risiko rusak maupun hilang akan lebih kecil.
"Memang itu kan kebiasaan lama, makanya kami terus edukasi masyarakat agar menyimpan uang di bank agar lebih aman dari kehilangan atau kerusakan," aku dia.
"Apalagi di zaman digital ini, pembayaran apapun pakai QRIS, jadi semakin mudah," pungkasnya.
Samin Sempat Menangis
Melihat kenyataan uang tabungan sebanyak Rp 50 juta miliknya dimakan rayap, Samin tak bisa berkata-kata.
Pria 53 tahun yang menjadi penjaga sekolah di SD Negeri Lojiwetan, Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo itu pasrah.
Karena usai mengetahui uangnya rusak dimakan rayap, Samin dan istrinya Sri Kadarwati mengdatangi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo untuk menukarkan uangnya.
Dirinya berangkat ke gedung BI Solo dengan membawa dua kantong keresek putih yang berisi ruang rusak Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribuan.
Uang yang masih berbentuk ia pisahkan dengan uang yang sudah hancur menjadi kecil-kecil.
Sayangnya, saat tiba di gedung BI, uang yang sudah rusak tak berbentuk itu tidak bisa diganti.
Hal tersebut lantaran, penukaran uang rusak hanya bisa dilakukan jika dua per tiga uang kertas tersebut tidak rusak.
Samin mengaku ikhlas jika uang miliknya yang sudah tidak berbentuk itu tidak bisa ditukar.
"InsyaAllah (mengikhlaskan) enggak mungkin saya nambal satu-satu. Lihatlah Allah, Allah akan mengganti yang lebih baik lagi," kata dia kepada TribunSolo.com, Selasa (13/9/2022).
Dirinya tak mampu menyembunyikan air matanya melihat uang yang selama 2,5 tahun ia tabung tidak bisa diganti.
"Kalau saya suruh nambal, suruh nyari pasangan agak sulit, gak mudah," ujarnya.
"Saya terima walupun ada sedikit kurang berkenan di hati saya," ungkapnya.
Samin mengaku mengambil pelajaran dari kejadian ini, di mana setelah nanti uang yang bisa diganti akan di masukkan ke bank.
"Ini pelajaran buat saya, jangan menabung seperti saya, nanti saya tabung lagi tapi enggak disitu lagi di bank," ungkapnya.
Kisah Samin Uangnya Dimakan Rayap
Manusia bisa berencana, tapi Tuhan yang menentukan.
Begitu pula yang terjadi dalam kehidupan Samin, penjaga sekolah di SD Negeri Lojiwetan.
Asanya untuk menunaikan ibadah suci bersama keluarga seketika pupus ketika mendapatinya uang tabungannya rusak dimakan rayap.
Samin telah berniat mendaftar untuk naik haji sejak 2,5 tahun silam.
Tapi nasib berkata lain, uang yang ditabungnya dengan nominal hampir mencapai Rp50 juta rusak gegara rayap.
"Saya nyimpan sudah 2,5 tahun. Keinginan bongkar (celengan) sudah 3 hari yang lalu karena uangnya sudah penuh, terus (rencana) dibuat daftar (haji)," kata dia, kepada TribunSolo.com, Selasa (13/9/2022).
Uang tabungan Samin memang sengaja disimpan di celengan plastik oleh dirinya.
Dia beralasan tak mau bolak-balik ke bank untuk menyetorkan uang.
Menurutnya, ketika uang tabungannya sudah cukup, barulah uang itu akan digunakan untuk mendaftar haji.
"Dibuat daftar haji, setiap hari nabung Rp100 ribu, kalau nggak Rp 200 ribu setiap harinya," jelasnya.
Keinginan mendaftar haji sudah sejak lama ingin dilakukan oleh Samin.
Namun, dia mengaku selalu mendapat cobaan.
"Dulu tahun 2008 kaki saya kena ledakan kompor dan harus mengeluarkan uang puluhan juta untuk pengobatan," ujarnya.
"Saya bangkit, saya punya rejeki, harus giat bekerja kumpulkan uang untuk haji ini," jelasnya.
Di sisi lain, Samin masih bersyukur karena setengah uang miliknya masih bisa diselamatkan.
Selama ini dia mengumpulkan uang hingga berjumlah Rp100 juta.
"Ini masih ada sisa sekitar Rp50 juta yang masih bisa diselamatkan," ungkapnya.
Uang sekitar Rp100 juta itu rencananya bakal digunakan mendaftar haji sebanyak empat orang. Yakni dirinya, sang istri dan kedua anaknya.
Dia pun pasrah dan ikhlas apabila nantinya uang itu hanya bisa digunakan naik haji anak-anaknya.
"Rencananya untuk saya, istri dan kedua anak saya. Kalau saya nggak bisa naik, ya biar anak-anak saya," ungkapnya.
Raut Muram Tak Bisa Hilang
Raut muram terus bergelayut di wajah Samin, penjaga sekolah SD Negeri Lojiwetan.
Matanya terus memandang uang kertas yang sudah tak berbentuk simetris lagi di kardus.
Ya, uang miliknya yang sudah dikumpulkan sejak 2,5 tahun terakhir rusak dimakan rayap.
Tak sedikit jumlah uangnya yang rusak.
Samin mengaku uang yang rusak itu mencapai nominal puluhan juta.
Selama ini, uang tabungan itu dia simpan dalam sebuah celengan plastik.
"Tadi pagi jam 9 pagi istri saya mau masukin uang kok enteng padahal biasanya berat," kata Samin, kepada TribunSolo.com, Selasa (13/9/2022).
Begitu melihat banyak rayap, Samin segera membuka celengan plastiknya.
Seolah tak percaya dan syok, dia menemukan uang yang disimpannya itu sudah tak berbentuk.
Tak ada kata-kata yang bisa dikeluarkan dari mulutnya mendapati kejadian itu.
Apalagi uang yang rusak itu mencapai jumlah Rp50 juta.
Meski demikian, dia masih bersyukur karena uang lainnya masih bisa diselamatkan.
"Ada sekitar Rp 100 juta uang yang disimpan. Uang dimakan rayap sekitar Rp 50 juta, alhamdulillah lainnya masih ada yang selamat," ucapnya.
Setiap harinya, Samin bercerita menabung kurang lebih Rp 100 ribu.
Uang itu dia dapat dari hasil berjualan di sekolah dan gaji menjadi Tenaga Kerja dengan Perjanjian Kontrak (TKPK).
"Ngumpulin uang setiap hari dari hasil jualan," ucapnya. (*)
Posting Komentar
Posting Komentar