Kebahagiaan kini dirasakan pedangdut Lesti Kejora setelah memiliki Muhammad Leslar Al Fatih Billar dari Rizky Billar.
Memang, sosok Lesti Kejora kini telah dikenal dimana-mana.
Kini sukses, populer, dan bergelimang harta, ternyata Lesti juga pernah merasakan menjadi rakyat jelata.
Melansir Kompas.com, Lesti membagikan perjuangannya saat awal-awal meniti karir di ibu kota.
Usai memenangkan Dangdut Academy pada 2014, Lesti masih harus berjuang.
Ia menyebut bahwa sempat keliling Jakarta demi mencari kos.
Istri dari Rizky Billar itu juga menceritakan bahwa ia dan ayahnya harus berjalan berkilo-kilo dari kos hingga menuju lokasi syuting.
"Banyak yang enggak tahu selama di Jakarta ngekos berdua sama bapak," tutur Lesti.
"Jalan kaki dari lokasi syuting entah berapa kilo, ya begitulah banyak perjuangannya," lanjutnya.
Bagi Lesti semua hal ini ia jadikan pengalaman dan bagian dari proses meraih keberhasilan.
"Tapi itu sih buat aku dijadikan pengalaman yang luar biasa dan dinikmati aja prosesnya," sambungnya.
Kini, Lesti memetik buah jerih payahnya, namanya terkenal dan ia tawaran manggung dan endorse, belum lagi penghasilan dari berbagai bisnisnya.
Meski begitu, Lesti tak lupa jati diri sebagai orang kampung yang merintis karir dari bawah.
Dilansir Grid.ID dari akun Instagram @rumpi_gosip) pada Sabtu (11/6/2022), beredar video Lesti saat memberikan wejangan ke anak semata wayangnya, Baby L.
Lesti Kejora berpesan kepada Baby L agar selau bersyukur dan menjadi anak yang baik.
Ia bahkan meminta sang anak untuk mengingat dari mana ia berasal, tak malu Lesti mengaku bahwa ia berasal dari kampung.
"Abang mah sekarang tinggal menikmati mensyukuri, jadi anak yang baik, sayang sama papa bunda," ujar Lesti Kejora.
"Abang juga punya kampung, harus tahu kampung ya, bunda kan orang kampung," sambungnya.
Warganet pun berikan komentar atas unggahan ini.
"Lahir di kampung, Alhamdulillah rejekinya di kota,'" tulis akun @crieokta8.
"Dari awal juga emang beda Dede ini, Masya Allah," tulis akun @hananiawahid.
"Yang ngikutin Lesti pasti pada hapal deh kalau dia gak malu bilang dari kampung," tulis akun @eneng_kekey.
Mendidik Anak agar Mampu Bersyukur
Berbagai studi akademik menunjukkan, menjadi orang yang mampu bersyukur membuat kita lebih sehat, bahagia, bahkan lebih cerdas.
Itu sebabnya kita wajib mengajari si kecil untuk mampu menunjukkan rasa syukur terhadap apa yang dimilikinya.
Berikut beberapa tips untuk mendidik anak yang pandai bersyukur.
Jadi contoh
Anak-anak tak selalu mendengarkan apa yang diucapkan orangtuanya, tetapi mereka selalu meniru apa yang dilakukan.
Tunjukkan kepada mereka Anda menghargai perbuatan positif yang dilakukannya dengan mengucapkan terima kasih.
Demikian juga kepada orang-orang yang Anda temui sehari-hari, semisal tukang parkir, petugas satpam, atau tukang sayur yang membawakan pesanan Anda.
Mengenali yang perlu disyukuri
Buat kebiasaan untuk saling mengucapkan syukur saat sedang makan bersama, misalnya melalui doa sebelum makan yang diucapkan, atau saling bercerita tentang hal-hal baik yang didapatkan hari ini.
Ajak anak untuk mengenali hal-hal baik yang diberikan alam semesta setiap harinya, misalnya udara segar, sinar matahari yang cerah, atau suara kicauan burung pada pagi hari.
Libatkan
Kurikulum sekolah yang padat dan sederet jadwal les yang harus dijalani anak-anak pada zaman modern membuat anak tidak sempat belajar membereskan rumah.
Padahal, membiasakan anak untuk ikut melakukan pekerjaan rumah membuat mereka memiliki ikatan lebih kuat terhadap anggota keluarga lain.
Mereka juga akan belajar lebih menghargai usaha orang lain yang sudah membuat rumah menjadi rapi dan bersih.
Ajaklah mereka melakukan pekerjaan rumah bersama-sama, misalnya mengajak anak membereskan kamar, mengelap meja belajar, dan sebagainya.
Memang tugas Anda membereskan rumah akan lebih lama, tetapi anggaplah itu sebagai investasi yang hasilnya akan dirasakan anak pada masa depan.
Tunjukkan mereka beruntung
Ada banyak cara untuk menunjukkan pada anak betapa beruntungnya hidup mereka.
Salah satunya dengan mengajak anak mengunjungi panti asuhan untuk memberikan sumbangan mainan yang sudah tidak dimainkan.
Anda juga bisa mengajak anak yang sudah bisa membaca untuk bersama-sama membaca koran.
Dengan demikian, anak bisa memahami masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Berikan penjelasan dengan sederhana dan jujur sesuai usia dan sensivitasnya.
Berikan waktu, bukan benda
Untuk mencegah anak menjadi materialistis, ajari anak nilai-nilai penting dalam kehidupan: keluarga, persahabatan, dan komunitas sosial.
Jika Anda ingin memberikan hadiah atas prestasinya, jangan selalu berikan benda-benda, tetapi luangkan waktu secara penuh untuknya.
Ajari mereka untuk memberikan waktu mereka juga, misalnya bersama-sama adik atau kakak membuat kue atau melakukan permainan yang disukai. (*)
Posting Komentar
Posting Komentar