infoselebb.my.id: Pizza - INFO SELEB

Pizza

Posting Komentar

Rayyan kembali dari kedai 'Pojok Pizza' dengan membawa sekotak pizza. Diletakkannya kotak tersebut di bagian tempat menyimpan box yang terkait dengan belakang motornya. Kemudian lanjut mengantarkan pesanan itu. 


Di persimpangan jalan Rayyan sempat bingung, Apakah jalan yang ia tuju benar? Titik dari tujuan pengantaran memang di sini. Rayyan melihat maps yang terhubung dengan ponselnya. Tak ada waktu untuk berputar-putar di jalan. Rayyan bergegas menelepon si pelanggan.


"Siang Mbak, saya sudah sampai, Mbak,"


"Masih jauh itu Pak, terus aja lurus dari depot gas masih satu gang lagi, saya tadi salah masukin alamat, saya sharer loc aja ya Pak?" 


"Kok bisa, Mbak, Kalau seperti itu harusnya kan beda tarifnya,"


"Ya, Gak dong Pak," 


"Katanya tadi masih jauh," 


"Pokoknya Bapak cuma lanjut maju dikit aja kira-kira 5 ratus meter dari depot gas, saya tutup dulu ya teleponnya Pak,"  


Sambungan telepon terputus.


Cuaca terasa semakin panas, semakin ke titik tengah posisi matahari di atas sana. Menahan rasa dari panas terik bercampur baur dengan sulutan emosi serasa makin mengundang hadir nya amarah. Namun, karena sudah menjadi tanggung jawab pekerjaan, tak ada pilihan lain kecuali mencoba mengikuti arahan pelanggan nya tadi. Dibujuknya hati kecilnya yang masih terus menggerutu. Yah, terkadang kelalaian orang lain pun harus ikut ditanggungnya juga. 


Rayyan kembali melajukan motornya, mengikuti alamat yang baru saja diterimanya melalui hasil share loc si pelanggan. Tak disangka jalan menuju ke sana terhambat macet. Harus terjebak lampu merah pula, tambahan lagi memerlukan waktu agar bisa menyeberang jalan. 


Keringat sudah menyatu dengan pakaian yang dikenakan Rayyan. Lelah sangat, lambungnya pun ikut meronta. Letih kian terasa saat rasa lapar mulai menyapa. Hal yang seringkali dirasakannya. Ya, mungkin karena sudah terbiasa Rayyan hanya bisa menikmati dan mencoba mensyukuri apa yang harus dijalaninya.


Rayyan akhirnya tiba di titik lokasi. Dilihatnya seorang gadis seperti tengah menunggu kedatangan seseorang. Rayyan menghentikan motornya tepat di depan gadis tersebut berdiri. Kemudian bertanya untuk memastikan apakah gadis itu adalah pelanggannya tadi.


"Mbak Lyra ya? Ini Mbak pizzanya, lain kali kalo masukin alamat yang bener Mbak, jadi saya gak harus muter-muter gini," keluh Rayyan.


Rayyan memberikan pesanan pizza pada gadis itu sambil berusaha menahan emosi yang serasa ingin diluapkannya. 


Gadis itu menatap Rayyan dengan tatapan tajam. Ia menerima plastik berisi kotak pesanannya, gadis itu mengulurkan uang seharga pesanan yang tertera di daftar pesanan. Kemudian membalikkan tubuhnya melangkah memasuki pagar rumah, setelah sebelumnya mengucapkan sepatah kata terima kasih.


"Hmm, moga-moga gak ketemu lagi model pelanggan yang seperti dia," rutuknya dalam hati.


Jangankan meminta maaf, wajahnya pun tak menyiratkan rasa bersalah sama sekali. Membuat Rayyan makin geram.


Lalai, Rayyan tau itu tak hanya sekedar perumpamaan. Namun akibat dari suatu perbuatan buruk yang lahir dari sedikit kesalahan. Ada yang mampu mengakui, ada juga yang bahkan menganggap itu tidaklah salah. Hanya soal sepele, yang tak berarti. 


Meminta maaf memang tak bisa dianggap sebagai penyelesaian, namun setidaknya itu dapat menjadi tanda penyesalan. Dan sedikit mampu mengobati rasa kecewa yang mungkin secara tak sengaja sempat kita hadirkan di hati orang lain.


Ujungmalam 290121

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter