infoselebb.my.id: Antara Tugas Dan Adik - INFO SELEB

Antara Tugas Dan Adik

Posting Komentar

"Astagfirullah, Nadia! Adik kamu mau keluar rumah, itu! Main HP aja terus!" teriakan Ibu membuyarkan konsentrasiku untuk mengerjakan tugas dari kampus. Aku segera menoleh ke arah balita yang baru saja pandai merangkak menuju pintu rumah. Aku segera melempar HP yang tadi aku pegang ke lantai. Biarlah rusak, yang penting aku selamatkan kuping dulu dari omelan Ibu. 


"Kerjaan rumah udah Ibu kerjain, mulai dari nyuci piring sampai masak udah Ibu lakuin. Tugas kamu cuma ngasuh adikmu doang, malah adiknya sampai keluar gitu. Mau kamu itu apa, sih, Nad?!"


"Maaf, Bu. Nadia lupa karena ngerjakan tugas dari kampus," jawabku pelan. Tertunduk aku tidak berani menatap wajah beliau sambil meletakkan adikku yang mungil. 


"Heleh, alesan! Dari tadi Ibu lihat kamu asyik main HP aja, jadi lalai kamu sama tugasmu itu!" hardik beliau. Aku hanya diam sambil menenangkan adikku yang mulai aktif bergerak minta dilepaskan. 


"Ibu mau ke warung dulu, kamu jagain adikmu itu! Jangan lalai kayak tadi! Coba aja Ibu nggak lihat, mau jadi bagaimana adikmu itu tadi?! Ibu pamit. Assalamualaikum." Aku membalas salamnya, beliau pun pergi ke luar. 


Aku menghela napas pasrah. Semenjak Covid, aku memang lebih banyak diam di rumah. Mulai dari mengerjakan tugas hingga bermain pun hanya di rumah. Terkadang rindu dengan suasana dulu, pergi ke kampus, hang out dengan teman-teman, nongkrong hingga ke perpustakaan negara. Tapi sekarang, jangankan hang out pergi ke tempat ibadah saja dilarang. 


"Bubububu," seru adik membuyarkan lamunan. 


"Hem, apa?" tanyaku. 


"Mamama bubububu." Aku mengernyitkan dahi tidak mengerti. Apakah ini salah satu bahasa bangsa Alien? 


"Kamu lapar?" tanyaku memastikan. Dia hanya tergelak mendengar suaraku. Tiba-tiba aku mencium bau kurang sedap dari arah balita di pangkuanku ini. Ternyata dia sedang buang air, aku hanya bisa menghela napas pasrah begitu dia tertawa. 


Malam hari seperti biasa, Ayah dan Ibu sedang asyik menonton TV bersama adik-adikku yang lainnya sedangkan aku masih berkutat dengan tugas dari dosen. 


"Kak, kamu di mana?" tanya Ibu dengan suara cukup lantang. 


"Lagi ngerjain tugas, Bu," sahut ku dari arah kamar. 


"Tugas, kok, baru dikerjakan. Dari tadi siang kamu ngapain? Makanya, jangan main HP aja terus! Jadinya tugasmu terbengkalai karena kelalaian kamu, kan?!" Aku hanya diam mendengarkan ceramah malam beliau. 


"Jadi manusia itu jangan lalai, toh, Kak. Mau jadi apa kamu kalau lalai begitu? Belum jadi pengacara aja kamu udah lalai begini, gimana kalau udah? Bisa masuk jeruji besi kamu!" Aku mengelus dada sambil beristighfar, meminta ampunan agar ucapan Ibu tidak di dengar Malaikat. 


"Tadi lalai jagain adik kamu, sekarang lalai dalam tugas kuliah. Capek Ibu, Nad! Terserah kamu mau gimana?!" Aku hanya diam mendengarkan. 


Keesokan harinya aku kembali mengerjakan tugas dari kampus sekaligus mengasuh adik seperti hari-hari yang lalu. 


"Ngerjain apa, Nad? Serius banget."


"Ngerjain tugas, Bu," jawabku. 


"Nah ... gitu, dong. Mana adikmu? Dari tadi Ibu nggak lihat?" tanya Ibu. 


"Karena Nadia sibuk ngerjain tugas dan Ibu minta Nadia ngasuh adik, jadi Nadia taruh adik di tempat yang aman dan Nadia yakin dia pasti tidak akan keluar rumah," jawabku mantap. 


"Bagus, kerja bagus, Nad. Jadi, di mana kamu taruh adikmu?"


"Itu, Nadia kurung dia pakai kurungan ayam Ayah yang tidak terpakai," jawabku santai hingga dibalas dengan teriakan Ibu. "Astagfirullah, Nadia! Adikmu itu manusia, bukan ayam! Astagfirullah!"


Masih di Kalbar, 29 Januari 2021

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter